PRAKTIKUM PENGENALAN PERTANIAN DI LOKASI PROKLIM LESTARI BLEDERAN WONOSOBO
Sekitar dua bulan sebelumnya, saya mendapat amanah untuk menjadi ketua panitia kegiatan praktikum lapangan bagi mahasiswa angkatan 2023 Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Yogyakarta. Memang kegiatannya hanya 3 hari, tapi membawa rombongan mahasiswa dan dosen dengan jumlah total mencapai 550 orang bukan hal mudah. Dari persiapan transportasi sampai kesiapan akomodasi di lokasi di Desa Blederan Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo yang berjarak 3-4 jam dari kampus.
Untungnya saya diperkuat oleh tim panitia sebanyak 6 dosen muda yang sudah terbiasa dalam kegiatan kepanitiaan. Mereka ini bergerak cepat sesuai dengan arahan dan sekaligus memberikan masukan terkait pelaksanaan yang lebih efektif dan efisien. Maka rangkaian kegiatan dengan kelengkapan anggaran, konsumsi, dan sarana prasarana pendukung dibuat. Kegiatan panitia masih didukung oleh keberadaan dosen pembimbing dan asisten praktikum masing-masing sebanyak 37 orang, sesuai dengan jumlah kelompok praktikan.
Setelah semua persiapan dianggap final, panitia melakukan koordinasi dengan asisten praktikum dan sosialisasi pada dosen pembimbing. Berikutnya secara bertahap melakukan asistensi pada praktikan yang dilakukan sebanyak 3 kali karena keterbatasan ruang hanya kapasitas 176 tempat duduk. Prinsip kegiatan ini adalah kegiatan observasi atau reportase terhadap kegiatan pertanian dengan kondisi sosial ekonomi budaya lokal. Para praktikan pun ditekankan untuk mengikuti acara dengan riang gembira.
Kegiatan lapangan dilaksanakan pada kamis-sabtu, 19-21 Oktober 2023. Keberangkatan diawali dengan seluruh rombongan berkumpul di depan rektorat pada kamis pukul 05.20 WIB dan 06.00 WIB rombongan berangkat secara bertahap, yang terdiri dari 11 bus mahasiswa dan 1 bus dosen serta 2 mobil panitia. Beberapa dosen memilih menggunakan mobil sendiri ke lokasi.
Alhamdulillah pagi itu perjalanan sangat lancar, karena jam 10.00 WIB sudah tiba di lokasi. Proses yang cukup seru adalah pengangkutan penumpang dari pemberhentian bus menuju ke halaman SD yang menggunakan mobil angkutan lokal. Ada mobil angkot dan ada pula mobil pick up (bak terbuka). Walaupun perjalan transisi ini hanya 10 menit, tapi lalu lalang bus masuk-keluar dengan angkot cukup seru.
Desa blederan berada pada ketinggian sekitar 900-1100 m dpl dengan suhu sejuk di siang hari dan sangat dingin di malam hari. Lokasi ini berada pada lereng barat Gunung Sindoro dengan curah hujan relatif tinggi, ketersediaan air permukaan sepanjang tahun dan tanah yang sangat subur. Walaupun berada di kawasan pegunungan, permukiman di sini seperti ala perkotaan dengan jarak antar rumah sangat rapat dan gang-gang sempit diantaranya. Masyarakatnya guyup rukun dengan tingkat gotong royong masih sangat terjaga dengan baik. Ada kebiasaan bahwa para tamu terjamin tidak akan kelaparan, karena setiap rumah secara terbuka siap memberikan jamuan makan dengan menu kebiasaan lokal. Apalagi dengan curahan air yang melimpah, tanaman sayuran dan kolam ikan tersedia secara berkelanjutan.
Semua rombongan tinggal di rumah penduduk (induk semang). Mereka berinteraksi langsung dengan kehidupan petani dan masyarakat setempat. Tidur pun bisa memenuhi kamar sampai ruang tamu. Mandi ikut antri dengan fasilitas air dari mata air yang terdistribusi ke semua rumah dan mengalir sepanjang waktu. Hanya suhu yang sangat dingin menjadi cerita tersendiri buat yang belum terbiasa, khususnya saat mau mandi dan suasana malam hari.
Para peserta praktikum mendapatkan materi 3 sesi, yaitu pengenalan bentanglahan (ilmu tanah), budidaya tanaman (agroteknologi) dan pemasaran hasil (agribisnis). Hebatnya, ketiga materi ini tersedia dengan sangat lengkap di lokasi ini. Apalagi 70-an panitia lokal menjamu dengan sangat baik dan ramah.
Kegiatan selama tiga hari dua malam tersebut membuat puluhan orang menjadi 'baper' (terbawa perasaan). Khususnya saat perpisahan, banyak mahasiswa spontan mengatakan ingin tinggal lebih lama di desa itu. Tuan rumah pun, para induk semangat, banyak yang berurai air mata. Saat rombongan sudah pamitan, malamnya mereka sangat kehilangan 'anak-anaknya'.
Suasana desa itu yang didukung potensi sumberdaya serta keramahan warganya serasa kombinasi lengkap di 'negeri dongeng', yang bagi siapapun ke sana akan menjadi kenangan indah dan ingin berlama-lama tinggal di sana. Apalagi saat ini banyak daya dukung dan daya tampung lingkungan semakin tidak ideal untuk kehidupan manusia, sehingga perubahan iklim menyadarkan kita semua untuk bersegera memperbaiki secara bertahap dan menyesuaikan perubahan dengan berbagai aksi konservasi dan melestarikan lingkungan hidup.